(Ilustrasi)
Angka kasus ISPA akan meningkat signifikan pasca-Armuzna. Selain ISPA, penyakit jantung menduduki kasus selanjutnya.
SATUJABAR, MAKKAH — Sebanyak 90 ton obat-obatan didatangkan langsung dari Indonesia ke Arab Saudi. Obat-obatan tersebut diperuntukan bagi jamaah haji Indonesia yang kini tengah menjalankan ibadah haji.
“Itu karena banyak kebutuhan carian, nah cairan ini dibutuhkan untuk penanganan dehidrasi, buat keluar masuk makanan dan obat, sehingga tonasenya cukup banyak,” ujar Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi M Imran, saat memberikan keterangan di Makkah.
Imran mengungkapkan, total tenaga kesehatan profesional yang ditempatkan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Saudi (PPIH) Arab Saudi sebanyak 192 orang. Mereka terdiri dari berbagai kompetensi seperti dokter umum, spesialis perawat, radiogram, radiografi dan tenga yg dibutuhkan dalam pelayanan klinik Kesehatan.
“Di kloter, kita tempatkan ada 1 dokter dan 1 perawat. Jumlah ini ada penurunan, karena penambahan kuota oleh Saudi baru dilakukan pada akhir-akhir waktu. sehingga kuota tidak bisa diserap secara maksimal,” ujarnya.
Buat menunjang pelayanan medis, PPIH Saudi menempatkan Klinik Kesehatan Haji Indonesia di dua tempat yakni di Madinah dan di Makkah. Adapun di Bandara Jeddah terdapat pos kesehatan khusus.
“Di bandara Madinah tidak ada space cukup buat di bandara. Tapi, untuk Jeddah ada ruang khusus bisa disewa untuk memberikan pelayanan observasi jika ada penyakit ringan,” ujarnya.
Buat penanganan sakit lebih berat akan dirujuk ke rumah sakit di Saudi. Menurut Imran, pada tahun ini, Saudi memiliki kebijakan khusus agar setiap negara berkerja sama dengan penyedia layanan kesehatan di negara tersebut.
Karena itu, pasien Indonesia dapat dirujuk ke rumah sakit yang sudah teken kontrak seperti al- Ahli dan al-Hayat. “Saudi National Hospital, juga menyediakan 80 persen tempat tidurnya untuk jamaah haji Indonesia, dan mereka terima semua kasus,” ujarnya.
Saudi National Hospital, kata Imraon, menerima kasus untuk tingkat kegawadaruratan ringan, sedang dan berat. Ini beda dengan rumah sakit rujukan lain yang hanya menerima kasus gawat darurat berat.
ISPA mendominasi
Sementara itu, Inspeksi Saluran Penapasan Akut (ISPA) mendominasi penyakit yang diderita oleh jamaah haji Indonesia di Tanah Suci. Angka ISPA meningkat cukup tinggi ketika jamaah haji berada di Makkah. “Paling tinggi di Tanah Suci ini ISPA,” ujar M Imran.
Berdasarkan catatan petugas, ada sekitar 25 jamaah yang berkonsultasi dengan dokter. Dari jumlah itu, seribuan terpapar ISPA. Kemudian 22 di antaranya terkena pneumonia.
Imran mengatakan, kasus ISPA dan pneumonia meningkat selama di Makkah lantaran jamaah berinteraksi banyak kerumunan. Misal, ketika beribadah di Masjidil Haram dan bertemu dengan banyak orang dari berbagai negara, jamaah tanpa masker akan lebih mudah terpapar.
“Kita sudah bekali mereka pakai masker, gunakan untuk itu agar tak tertular penyakit,” ujarnya.
Menurutnya, angka kasus ISPA akan meningkat signifikan pasca-Armuzna (Arafah Muzdalifah dan Mina). Jamaah berinterkasi di jumlah tenda yang padat. Selain ISPA, penyakit jantung menduduki kasus selanjutnya. (yul)
SATUJABAR, INDRAMAYU--Polisi menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan Putri Apriyani oleh kekasihnya, Alvian Maulana Sinaga. Dalam rekontruksi…
SATUJABAR, BANDUNG – Persib Bandung vs Persebaya Surabaya skor 1-0 untuk Maung Bandung pada laga…
SATUJABAR, SURAKARTA – Babak 16 besar Piala Soeratin U-17 2025 Putaran Nasional yang digelar di…
SATUJABAR, JAKARTA - Tim Nasional Wushu Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Dalam…
SATUJABAR, BANDUNG - Pajak kendaraan bermotor merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap…
SATUJABAR, BANDUNG - Setiap orang memiliki tujuan hidup yang berbeda-beda, mulai dari meraih prestasi, kenaikan…
This website uses cookies.